Rabu, 20 Oktober 2010

TUGAS 2


KEKERASAN DAN KONFLIK RUMAH TANGGA SERTA SOLUSINYA
BAGAIMANA sebuah keluarga yang idealmenurut anda? Pertanyaan ini tentulah sangat mudah untuk memahaminya. Keluarga ideal adalah sebuah keluarga yang terpenuhi semua kebutuhannya dan kemudian teratur komunikasinya serta saling menghargai dan memperhatikan satu sama lain. Memang benar bahwa sepasang suami isteri atau ayah dan ibu merupakan insan yang memiliki peranan besar dan utama dalam membina sebuah keluarga. Untuk menjalankan peran ini, tentunya diperlukan banyak hal dari berbagai aspek, seperti ilmu pengetahuan tentang kekeluargaan dan perkawinan, pengetahuan pendidikan, perkembangan anak-anak dan kemantapan intelektual serta emosi kejiwaan. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh, Raihan Putri, mengatakan bahwa semua faktor pendukung yang harus dimilikisuami isteri seperti yang sudah disebutkan di atas sudah selayaknya harus dimiliki dan diseimbangkan kadarnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mutlak dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik dan perselisihan keluarga.
Konflik keluarga menjadi faktor pendukung penyebab terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga. Diakui oleh Raihan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang memahami bahwa jika terjadi konflik dalam sebuah keluarga, yang sangat rentan menjadi korban tindak kekerasan adalah
perempuan dan anak. Dalam Pasal 1 (1) Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, disebutkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Di Aceh sendiri, tindak kekerasan terhadap perempuan, khususnya dalam rumah tangga, juga kerap terjadi. Pascatsunami, ribuan bahkan ratusan ribu jiwa kehilangan keluarga mereka. Kondisi ini
membuat mereka kembali berupaya untuk membentuk sebuah keluarga yang baru demi menyeimbangkan kehidupannya. Dalam kenyataannya, kehidupan keluarga baru ini terkadang tidak berjalan dengan mulus. Raihan Putri mengatakan, dengan berbagai sebab, ada banyak konflik yang terjadi dan menimbulkan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Walaupun demikian, sangat disayangkan bahwa sebagian besar kasus kekerasan tidak terselesaikan dengan baik, baik melalui jalur hukum ataupun tindakan secara adat. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa setiap hal yang terjadi di dalam keluarga merupakan sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui oleh umum dan merupakan aib bagi pasangan suami isteri. Padahal menurut Raihan, pelibatan pihak ketiga sebagai mediator untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam keluarga akan menjadi hal penting untuk mempertahankan keutuhan keluarga itu sendiri. Hal senada juga dikatakan Maina, Staf Mitra Sejati Perempuan Indonesia (MiSPI) Aceh.
Menurut Maina, kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah yang paling banyak terjadi di daerah-daerah di Indonesia, termasuk Aceh. “Dalam
sebulan bisa lebih dari tiga pelaporan kasus tindak kekerasan yang diterima MiSPI,” ujar Maina. Dengan kenyataan tersebut, tidak heran bahwa
dari data yang dikeluarkan MiSPI Aceh, jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang ditangani oleh MiSPI Aceh melonjak sangat drastis dari 8 kasus di tahun 2006 menjadi 65 kasus di tahun 2007. Sementara itu kasus tindak kekerasan terhadap perempuan (di luar rumah tangga) di tahun 2006 mencapai 4 kasus dan di tahun 2007 meningkat menjadi 7 kasus. Kasus-kasus tersebut disebabkan oleh tidak hanya budaya patriarki dimana laki-laki lebih dominan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, tetapi juga disebabkan oleh faktor ekonomi dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pemahaman hukum yang melarang tindak kekerasan dalam rumah tangga. Walaupun demikian, sebut Maina, disayangkan bahwa dengan adanya pandangan bahwa semua persoalan keluarga cukup diketahui oleh keluarga inti yang bersangkutan saja, tidak banyak konflik
dalam keluarga yang berbuntut tindak kekerasan dalam rumah tangga diselesaikan secara hukum.
Padahal, tambah Maina, persoalan tindak kekerasan, apalagi yang sudah menjurus ke arah yang lebih berat, sebaiknya diselesaikan secara hukum sehingga perempuan yang menjadi korban bisa terlindungi dengan baik dan memiliki jaminan kuat untuk tidak lagi mengalami kekerasan tersebut. Pandangan di atas juga diakibatkan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pemahaman hukum yang melindungi kaum perempuan. Maina menyebutkan bahwa masih banyak anggota masyarakat yang belum terlalu memahami undang-undang, khususnya Undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Menurut Maina, MiSPI sendiri merupakan organisasi nonpemerintah yang bertujuan untuk
mewujudkan penegakan hak-hak kemanusiaan berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan. Selama ini MiSPI merupakan lembaga
yang selalu peduli terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hukum dan perempuan. Untuk menangani kasus-kasus tindak kekerasan terhadap perempuan, kini MiSPI pun sudah memiliki rumah aman bagi korban kekerasan sehingga korban bisa ditangani dan didampingi dengan baik. Rumah
aman ini berfungsi untuk memberi perlindungan pada korban tindak kekerasan terutama perempuan, sehingga korban bisa merasa lebih baik dan bisa terus melupakan trauma yang dirasakannya. Upaya penyelesaian konflik di dalam rumah tangga bisa ditempuh dengan dua cara, dengan jalur
litigasi (menggunakan jalur hukum) dan jalur nonlitigasi (musyawarah dan mufakat keluarga namun tetap melibatkan pihak ketiga sebagai mediatornya). Upaya nonlitigasi biasanya menjadi jalan upaya awal yang ditawarkan untuk menyelesaikan perselisihan. Dengan
dilakukan musyawarah Diharapkan persoalan bisadiselesaikan dengan baik
 
dan tentunya bisa terus mempertahankan tali silaturrahmi keluarga. Hanya saja, sebut Maina, penyelesaian persoalan melalui musyawarah
mempunyai kelemahan yaitu tidak adanya jaminan tertulis bahwa korban tindak kekerasan tidak akan mengalami hal yang sama di kemudian hari. Kendati demikian, cara ini selalu dikedepankan sebagai mediasi penyelesaian konflik dan perselisihan keluarga. Sementara itu, upaya litigasi adalah upaya akhir jika perselisihan dan konflik tidak bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Pelibatan aparat penegak hukum akan memberi pemahaman hukum lebih luas kepada korban dan pelaku tindak kekerasan. Pascatsunami, di Aceh, khususnya Kota Banda Aceh, sejumlah lembaga penegakan hukum seperti kepolisian dan lembaga kesehatan seperti rumah sakit, kini sudah menyediakan ruang khusus untuk penanganan masalah hukum yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Di kepolisian misalnya, kini sudah tersedia satu sarana yang disebut Ruang Pelayanan Khusus (RPK) yang
dikhususkan untuk menangani tidak kejahatan yang menyebabkan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain itu, di rumah sakit kini juga ada layanan konsultasi terkait dengan persoalan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satu rumah sakit yang sudah menyediakan layanan ini adalah rumah sakit Bhayangkari Banda Aceh. Adanya berbagai sarana dan fasiltas pelayanan untuk penanganan kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak yang terjadi di rumah tangga, sebut Raihan, akan lebih memberikan satu pemahaman dan pelayanan hukum yang lebih baik
terhadap dua kelompok rentan ini. Raihan Putri menambahkan bahwa dalam mencari upaya penyelesaian konflik dalam keluarga, sebaiknya tidak hanya bertumpu pada satu jalan saja, misalnya dengan membiarkan saja konflik berlangsung hingga berhenti dengan sendirinya. Sebelum melibatkan pihak ketiga, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk berintrospeksi terhadap masalah yang timbul, yaitu
1. Menilai bentuk tingkah laku yang dikatakan
bermasalah
2. Memberi pengertian terperinci secara lebih
objektif terhadap tingkah laku yang
bermasalah itu
3. Memberi gambaran terhadap masalah yang ada.
4. Mencari masukan untuk upaya penyelesaian,
5. Terus berupaya berkomunikasi untuk
menyelesaikan masalah.
Dengan demikian, jika ada perselisihan atau konflik di dalam keluarga, sebaiknya mereka dianjurkan untuk melibatkan pihak ketiga untuk menyelesaikan kasus tersebut sesegera mungkin. Selain itu pihak yang berselisih perlu dianjurkan untuk tidak ragu-ragu untuk meminta pendapat pihak ketiga karena memang itu diperlukan untuk memberi banyak alternatif solusi menyelesaikan masalah dan konflik

SUMBER :
 http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:e2DQmyMXHRkJ:www.idlo.int/docnews/239DOC1.pdf+konflik&hl=id&gl=id


 

RAM

Memori akses acak (bahasa Inggris: Random access memory, RAM) adalah sebuah tipe penyimpanan komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori. Ini berlawanan dengan alat memori urut, seperti tape magnetik, disk dan drum, di mana gerakan mekanikal dari media penyimpanan memaksa komputer untuk mengakses data secara berurutan.
Pertama kali dikenal pada tahun 60'an. Hanya saja saat itu memori semikonduktor belumlah populer karena harganya yang sangat mahal. Saat itu lebih lazim untuk menggunakan memori utama magnetic.
Perusahaan semikonduktor seperti Intel memulai debutnya dengan memproduksi RAM , lebih tepatnya jenis DRAM.
Biasanya RAM dapat ditulis dan dibaca, berlawanan dengan memori-baca-saja (read-only-memory, ROM), RAM biasanya digunakan untuk penyimpanan primer (memori utama) dalam komputer untuk digunakan dan mengubah informasi secara aktif, meskipun beberapa alat menggunakan beberapa jenis RAM untuk menyediakan penyimpanan sekunder jangka-panjang.
Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa ROM merupakan jenis lain dari RAM, karena sifatnya yang sebenarnya juga Random Access seperti halnya SRAM ataupun DRAM. Hanya saja memang proses penulisan pada ROM membutuhkan proses khusus yang tidak semudah dan fleksibel seperti halnya pada SRAM atau DRAM. Selain itu beberapa bagian dari space addres RAM ( memori utama ) dari sebuah sistem yang dipetakan kedalam satu atau dua chip ROM.

Berikut ini adalah jenis-jenis RAM


SIMM (Single In-line Memory Module) dan DIMM (Dual In-line Memory Module)
SIMM dan DIMM sebenarnya tidak merujuk kepada jenis-jenis memori tetapi merujuk kepada modul (papan litar yang berserta dengan cip) di mana RAM dipakejkan bersama. SIMM merupakan modul yang terdahulu dengan menawarkan laluan data sebanyak 32-bit. Disebabkan pemproses Pentium telah direkabentuk untuk menangani laluan data yang lebih lebar daripada itu, SIMM mesti digunakan secara berpasangan dengan papan utama Pentium. Bagaimanapun SIMM masih boleh digunakan secara tunggal teteapi hanya di atas papan utama yang berasaskan pemproses 486 atau pemproses yang lebih perlahan.
Manakala DIMM yang merupakan modul terbaru akan menawarkan laluan 64-bit agar menjadikan lebih sesuai untuk digunakan bersama pemproses Pentium dan pemproses terbaru yang lain seperti AMG dan Cyrix. Dari segi pembelian komponen ingatan, setiap unit DIMM terbukti berupaya untuk mengendalikan kerja-kerja yang boleh dilakukan oleh dua unit SIMM. Tambahan pula ia boleh digunakan secara tunggal pada papan utama Pentium. Dari segi jangka panjang pula DIMM adalah lebih ekonomik kerana ia tidak perlu menambah satu lagi DIMM pada sistem ingatan komputer.
 
 
DRAM (Dynamic RAM)
DRAM pula merupakan sejenis ingatan piawaian utama dalam komputer hari ini dan ia akan dirujuk apabila anda hendak memberitahu seseorang bahawa PC anda memiliki 32MB RAM. Di dalam DRAM, maklumat akan disimpan sebagai satu siri cas elektronik dalam sebuah kapasitor. Dalam setiap milisaat (milisecond) pengecasan secara elektronik kapasitor pada DRAM tersebut akan nyahcas (discharge) dan perlu disegarkan semula (refresh) untuk mengekalkan nilainya. Penyegaran secara berterusan ini telah dijadikan alasan untuk meletakkan istilah dynamic di hadapan susunan huruf RAM.
 
 
FPM RAM (Fast Page-Mode RAM)
Sebelum kemunculan EDO RAM, semua ingatan utama yang terdapat di dalam PC adalah dari jenis mod-halaman pantas (fast page-mode variety). Nama tersebut juga tidak begitu dikenali manakala jenisnya pula hanyalah satu. Bagaimanapun kemajuan teknologi telah berjaya mengurangkan masa akses bagi FPM RAM daripada 120-ns (nanosaat) kepada masa akses sekarang iaitu 60-ns. Bagaimanapun pemproses Pentium hanya mengiktiraf bas berkepantasan 66 Mhz kerana bas tersebut lebih pantas keupayaannya berbanding dengan keupayaan FPM RAM. Dengan kepantasan 60-ns akan membolehkan modul RAM melaksana akses halaman rawak (di mana halaman dirujuk sebagai satu rantau ruangan alamat) di bawah kepantasan 30 Mhz walaupun ia dianggap terlalu perlahan berbanding dengan kepantasan bas.
 
 
EDO RAM (Extended-Data-Out RAM)
EDO RAM sebenarnya tidak lebih daripada satu peningkatan kepada FPM RAM. Apa yang penting ialah ia mengiktiraf kebanyakan masa apabila CPU meminta ingatan bagi sesuatu alamat tertentu, di samping meminta beberapa alamat lain yang berdekatan. Di samping mendesak setiap akses ingatan kembali segar, EDO RAM bergantung pada lokasi akses sebelumnya bagi memecut akses ke alamat yang berdekatan. EDO RAM mempercepatkan kitaran ingatan, dengan meningkatkan prestasi di dalam ingatan sebanyak 40 peratus. Tetapi EDO RAM hanyalah efektif bagi bas berkepantasan 66 Mhz dan ia boleh dipercepatkan lagi dengan keupayaan pintasan yang terdapat pada kebanyakan pemproses terkini seperti AMD, Cyrix dan Intel.
 
 
BEDO RAM (Burst Extended-Data-Out RAM)
Bagi meningkatkan kepantasan mengakses data ke dalam cip memori DRAM, satu teknologi yang dikenali sebagai bursting telah dibangunkan untuk tujuan tersebut. Teknologi ini melibatkan penghantaran blok data yang besar untuk diproses kepada unit-unit data yang lebih kecil. Istilah DRAM pada cip tersebut adalah merujuk kepada teknologi penghantaran data terperinci yang meliputi penghantaran beberapa halaman alamat di dalam cip memori.
 
 
SDRAM (Synchronous Dynamic RAM)
Terdapat dua kelebihan yang terdapat pada cip memori jenis SDRAM. Pertama, ia boleh mengendalikan kepantasan bas sehingga 100 Mhz dan kedua, cip memori jenis SDRAM boleh dihubungkan (synchronized) dengan sistem jamnya sendiri. Teknologi yang terdapat pada cip ini membolehkan dua halaman memori dibuka secara berterusan.
Manakala cip memori jenis SLDRAM merupakan replikasi cip jenis SDRAM yang telah dipertingkatkan teknologinya dengan menawarkan kepantasan bas yang lebih tinggi dan ia menggunakan peket-peket kecil data untuk mengendalikan alamat yang diminta; pemasaan dan arahan kepada cip memori DRAM. Pemilihan SLDRAM hanya melibatkan kos yang rendah tetapi prestasi memori yang ditawarkan adalah lebih tinggi.
 
 
SRAM (Static Random-Access Memory)
Perbezaan di antara cip memori jenis SRAM dan DRAM ialah di mana cip DRAM mesti disegarkan secara berterusan sedangkan cip SRAM dapat melakukan secara otomatik dan ia hanya berlaku apabila satu arahan bertulis dilaksanakan. Jika arahan bertulis tidak dilakukan maka tiada sebarang perubahan pada cip SRAM dan keadaan ini dikenali sebagai static. Kelebihan yang terdapat pada cip memori jenis SRAM berbanding dengan cip jenis DRAM ialah kepantasannya yang boleh mencapai 12-ns manakala 50-ns bagi cip memori jenis BEDO. Manakala kelemahan yang dimiliki oleh cip jenis SRAM terletak pada harganya yang lebih mahal daripada DRAM. Setakat ini SRAM kerap digunakan di dalam PC pada tahap cache yang kedua atau L2 Cache.
 
 
L2 Cache
Istilah cache adalah merujuk kepada kaedah peramalan dan pengendalian data yang akan diminta dan yang sudah dimiliki. Apabila sebuah CPU membuat satu permintaan terhadap data, maka data tersebut boleh diperolehi daripada salah satu tempat berikut iaitu L1 cache, L2 cache, memori utama atau cakera keras.
Cip L1 cache terletak di atas CPU dan saiznya lebih kecil daripada ketiga-tiga tempat simpanan data yang lain. Manakala cip L2 cache merupakan kawasan memori yang berasingan dan ia boleh dikonfigurasikan bersama cip memori jenis SRAM. Pencarian data lazimnya bermula di dalam cip L1 cache kemudian beralih kepada cip L2 cache, cip DRAM dan seterusnya dalam cakera keras. Cip L2 cache terletak di antara cip jenis DRAM dan CPU, manakala fungsinya menawarkan akses yang lebih pantas daripada prestasi cip DRAM. Sistem cache diwujudkan untuk membolehkan akses memori yang lebih pantas dan mungkin sepantas CPU.
 
 
Async SRAM (Asynchronous SRAM)
Cip yang dikenali sebagai Async SRAM telah pun wujud sejak kemunculan teknologi pemproses 386 lagi dan masih mendapat tempat di dalam L2 cache bagi kebanyakan PC. Ia dinamakan asynchronous kerana cip memori jenis ini tidak dihubungkan dengan sistem jam. Jadi CPU mesti menunggu terlebih dahulu data yang telah diminta daripada L2 cache.
 
 
Sync SRAM (Synchronous Burst SRAM)
Seperti mana cip jenis SDRAM, cip memori yang dinamakan sebagai Sync SRAM juga dihubungkan dengan sistem jam untuk menjadikannya lebih pantas daripada prestasi Async SRAM yang biasa digunakan untuk L2 cache yang berkelajuan di sekitar 8.5-ns. Bagaimanapun cip Sync SRAM akan hilang keupayaannya apabila dihubungkan pada kepantasan bas yang melebihi 66 Mhz.
 
 
PB SRAM (Pipeline Burst SRAM)
Cip memori jenis PB SRAM menggunakan sistem yang dinamakan sebagai pipelining dan kepantasannya sedikit ketinggalan di belakang sistem yang dipanggil synchronization. Bagaimanapun peningkatan teknologinya mungkin melebihi teknologi yang dimiliki oleh cip memori Sync SRAM kerana ia direkabentuk agar serasi dengan bas yang memiliki kepantasan 75 Mhz atau lebih tinggi. Cip memori jenis PB SRAM bakal memainkan peranan utama di dalam memantapkan lagi prestasi sistem komputer yang menggunakan mikropemproses Pentium II atau yang lebih tinggi.
 
 
VRAM (Video RAM)
Cip memori jenis VRAM berfungsi dengan baik pada prestasi video dan boleh menjumpainya pada kad video accelerator atau pada papan induk yang memiliki teknologi video. Cip VRAM biasanya digunakan untuk menyimpan kandungan pixel bagi sebuah paparan grafik.
Penggunaan cip VRAM akan memberikan prestasi video yang pantas dan berupaya mengurangkan tekanan pada CPU. Cip VRAM melibatkan penggunaan dua port akses kepada sel memori dan salah satu daripadanya digunakan secara tetap untuk menyegarkan paparan dan yang satu lagi digunakan untuk mengubah data yang akan dipaparkan. Penggunaan dua port dapat memberikan persembahan video yang pantas berbanding dengan penggunaan cip DRAM dan cip SRAM yang hanya memiliki satu port akses.
 
 
WRAM (Windows RAM)
Seperti mana cip VRAM, cip memori jenis WRAM juga memiliki port berganda dan ia digunakan untuk persembahan grafik. Pengoperasian cip memori jenis WRAM adalah sama seperti cip jenis VRAM, tetapi ia menggunakan jalur lebar yang lebih tinggi sebagai tambahan kepada beberapa ciri grafik untuk kegunaan pembangun aplikasi. Cip memori jenis WRAM juga menggunakan sistem yang dikenali sebagai buffering data berganda bagi meningkatkan kepantasan penyegaran skrin.
 
 
SGRAM (Synchronous Graphics RAM)
Cip memori jenis SGRAM telah digunakan terutamanya pada kad accelerator video dan ia merupakan sejenis RAM berport tunggal. Prestasinya dipertingkatkan dengan penggunaan sistem yang dipanggil dual-bank akan membolehkan dua permukaan memori dapat dibuka secara berterusan. Penggunaan cip memori jenis SGRAM adalah sesuai bagi pemain video 3-D (tiga dimensi) kerana terdapat sebuah blok-bertulis yang akan memecut segala muatan grafik pada paparan skrin. Video tiga dimensi biasanya memerlukan pecutan yang pantas iaitu dalam julat 30 hingga 40 bingkai dalam tempoh sesaat.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/RAM
http://oasis.fortunecity.com/tahoe/203/

Jumat, 01 Oktober 2010

Teka Teki Bukan , Bukan Teka Teki ~_~

Pada Suatu Hari ada 4 orang murid Sma ingin Membeli Gorengan yaitu sebut saja, Amar , Ariz , Daniel , dan Wandy .
Amar , Ariz , Daniel masing - masing mempunyai uang seribu rupiah (Rp.1000), sedangkan wandy tidak mempunyai uang sepeserpun . jadi uang total yang dimiliki 4 murid tersebut adalah sebesar Rp.3000.
akhirnya mereka memutuskan wandy untuk berjalan membeli goreng . sesampainya di tempat penjual gorengan , ternyata gorengan tersebut tersisa 5 buah . harga satuan untuk sebuah gorengan adalah lima ratus rupiah (Rp.500)
jadi total uang yg di keluarkan 2500 . setelah itu wandy pun kembali ke rumah amar membawa gorengan dan uang kembalian yaitu sebesar lima ratus rupiah (Rp.500) , wandy membagikan kembalian itu untuk 4 orang .
untuk amar Rp.100 , Ariz Rp.100 , Daniel Rp.100 , Dan wandy Rp.200 Upah karena sudah Jalan untuk membeli gorengan .

Jika kita pikirkan kembali mereka bertiga masing masing hanya berpatungan sebesar Rp.900 .
jadi Rp900 x 3 = Rp.2700 . Rp.2700 di + uang upah wandy Rp.200  = Rp.2900

Pertanyaannya adalah Mengapa uang tersebut berkurang menjadi Rp.2900 dari yang asalnya Rp.3000 , Dimanakah Uang Rp.100 (Seratus Rupiah) tersebut ????